THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sang Belahan Jiwa

Lilypie Third Birthday tickers

Since The Day....

Daisypath Anniversary tickers

November 03, 2008

Rumit Jalin Hari

Semua tampak buram dalam pandanganku
Bayang-bayang berkelebatan tumpang tindih serupa benang kusut
Jejak-jejak masa muncul kembali tak terkendali
Himpit beban silih berganti mampir tak mau henti
Ragu akan langkah di muka menghantu setiap gerak
Mereka bersatu mengeroyok ruhku
Patahkan tulang semangat dan habiskan tetes darah juang
Tinggalkan biru membilur di sekujur sukma
Terlalu banyak suara meminta perhatian
Namun tak lagi punya tenaga untuk disita
Sisakan diam, enggan peduli

Sampai hilang kemampuan mata untuk memilah warna
Dan begitulah, semua tampak buram dalam pandanganku



03/11/08 - Sungguh sebuah complicated day. Ketika aku hanya mampu terdiam memandangi semua kerumitan ini.

Oktober 21, 2008

Lelaki Petani Bunga

Kehilangannya...
Petani bunga di taman hatiku
Sosok yang dulu membuatku jatuh cinta

Di mana dia?
Tak kutemukan bahkan di balik semak
Jika jumpa dengannya, tolong sampaikan
Aku merindukannya sangat


21.10.08/08.23AM - Mencuri waktu di pagi hari sebelum bekerja, dipaksa oleh gebu yang mengganggu

Oktober 06, 2008

Syahdunya Merindu

Belum genap sepekan kau berlalu
Harummu pun masih terendus
Namun aku sudah demikian merindu
Penuh harap bersua lagi denganmu
Sudilah hampiri jiwa ini yang penuh debu
Kunanti setahun di muka, Ramadhanku


06.10.08 - Dalam rindu yang teramat syahdu

September 26, 2008

Malam tak Biasa

Ada yang hilang
Ketika malam terlalui begitu saja
Ada bathin yang berperang
iya jangan iya jangan
Akhirnya semalaman tertidur mendekap si ring ring
Tanpa berani menekan tombol hijau

Bilah hati, ada rindu di sini

September 25, 2008

Lebur

Sakit, lebur saja aku ke putaranmu
Telan saja jiwa dan ragaku
Biar aku tak lagi cengeng
Dan esok, luka tak lagi buatku menderita

Marathon

Marathon kata terus mengalir
Apa gunanya?
Aku masih benci menangis
Pun tetap muak merengek
Tapi mengapa sakit sangat masih menusuk
Tepat di jantung hati

Sampaikan

Bila teknologi tercanggih tak lagi mampu sampaikan pesan
Kutitip salam saja pada mentari
Dan pada ikatan hati
Semoga masih berarti

Ingin Tak Ingin

Tak ingin menyakiti
Seperti tak ingin tersakiti

Hanya ingin...
Berhenti saling menyakiti

Masih

Tak kunjung tenang
Masih saja terus resah
tik... tik... tik...
Jarum detik terus bernyanyi
Namun ragaku tetap tak berjiwa
Kapan waktu akan mengajakku berdamai?

Luka

Tersiksa aku
Dengan jamak onak menancap di kulit benak
Biar tau rasa aku
Akibat lidah terlalu banyak berucap
Sudah simpan saja luka itu
Resapi setiap sakitnya
Ulahmu sendiri, kata cermin

Sesal

Dengan apa lagi
Harus kusampaikan penyesalan
Bila ribuan kata tak lagi bermakna
Biar bisu menjadi jawabnya

Kata Tertahan

Begitu banyak kata ingin termuntahkan
Namun semua tertahan di pangkal benak
Biar teriak saja
MAAFKAN AKU
Dan sekarang... Aku merindukannya sangat

September 18, 2008

Empedu dan Jamu

Tersaji sepiring empedu dan segelas jamu sebagai menu sarapan pagi ini
Getir dan pahitnya bangunkan dari sisa kantuk
Tinggalkan anyir di lidah dan perih di jantung
Namun tak bisa dihentikan, aku mengunyah dan terus saja melumat
Tahan tangis yang mendesak ingin meluap, pun tenggorok yang resah menjerit
Biarkan tubuh bergetar kaku dan lidah membeku kelu
Yakin, pahit pagi ini kan terbayar dengan sehat sore nanti



18.09.08 - untuk yang suka menyakiti diri sendiri. pedih, namun tak bisa lari. Hadapi saja, karena obat memang pahit tapi menyembuhkan.

September 05, 2008

Jangan Pudar

Ketika nanti guliran waktu terus tertumpuk mengirimkan kerut di dahiku, lembar-lembar putih keperakan memahkotai kepalaku, timbunan lemak semakin tebal membungkus setiap tulangku, akankah cinta tetap memancarkan ronanya?
Saat larut demi larut terisi kebersamaan, dekap menjadi sarapan, dan kecup menjadi pengantar lelap, masihkah genggam jemari hadirkan hangat yang menggetarkan?
Bila senyum menjadi alarm pagi hari, tawa mewujud penghias siang hari, dan canda meninabobo malam hari, masihkah cakap ringan di layar maya dan sapa kecil melalui jaringan pemancar menjadi candu yang tak kunjung puas tereguk?

Satu resah mengintai di balik benak, akankah masa terus berlalu sementara aku tak lagi menjadi jalan bahagia untukmu?

04.09.08 - Sambil terduduk mendengarkan "Saat Aku Lanjut Usia" milik "SO7" ( http://www.imeem.com/shouta/music/mcowZAwp/sheila_on_7_saat_aku_lanjut_usia/ ), semoga cinta tak pudar dan kelak kita mampu terus bersama dalam kehangatan dan kebahagiaan, dunia akhirat...

Agustus 12, 2008

Seutuh Rasaku

Suatu masa sempat kukira tlah hilang hatiku dirampas luka dan pergi rasaku dihembus angin masa lalu
Sampai kemudian bentur pada nyata bahwa sebentuk jiwa menyusup ke dalam lemari besi yang rapat kukunci
Jiwa itu, yang juga kelam tergores luka dan rapuh tergerus masa lalu, berhasil mengembalikan aku dan segala aku
Mencintainya sangat, tak menjadikanku kehabisan cinta,
Mencintainya justru buatku kembali mencintai diriku dan semua yang kumiliki, ayah bunda, sanak kerabat dan sahabat
Dan saat jiwa itu, yang telah pula menjadi bagian dari jiwaku, kerap memintaku menunggu,
Kusadari bahwa aku hanyalah seorang pecinta yang masih manusia biasa
Kesetiaanku bukan tak bertepi pun sabarku menanti bukan tak berbatas
Ketika segenap cintaku tak lagi cukup untuknya sehingga ia membutuhkan cinta lain, itulah tanda aku tlah sampai di ujung setiaku
Dan sabar penantianku, hanya akan terhenti pada satu di antara dua muara,
Saat dia menyerah untuk menggapai mimpi,
Atau saat kami telah bersama mewujudkan impian itu sebuah nyata yang jauh lebih indah

- Penuh berharap agar muara kedualah yang mengakhiri segala penantianku


11.08.08 - Untuk belahan jiwaku, jangan lagi meragukan keutuhan rasaku, selama kamu pun yakin dengan rasamu, karena ketegaranmulah yang membuatku bertahan dalam kesetiaan dan penantian. Semangat dan jangan menyerah^^

Juli 28, 2008

Sebilah Cinta

Cuma kamu yang bisa,
Buatku lara sampai tertawa dan bahagia hingga menangis
Membakar hati dan memadamkannya dalam sekejap
Buat yang biasa menjadi indah dan rumit menjadi sederhana

Cuma kamu yang bisa,
Menjadikan jejak pedih tak lagi mengalirkan darah
Menggoda imaji untuk melangkah ke muka
Menggenggam jemari sekaligus mendekap hati

Cuma kamu duhai sebilah cinta,
Yang ingin kutanam menghias titik paling terangku
Terus dan terus mengisi ruang tak bertitik



28.07.08 - Terima kasih kekasih, untuk kado terindah pengiring pertambahan usiaku. Sebuah lukisan keindahan yang tak lekang meski terbungkus kesederhanaan. I Love You, more and more and more...

Juli 22, 2008

Mandi Hujan

Mendung menyapu cerah angkasa
Awan hampir tak kuat menahan bebannya
Hujan tak lama lagi kan jatuh

Aku tak butuhkan wiper untuk menyeka tetesnya
Kurelakan saja tubuh terbasahi deras rinai

Berharap sesak ikut hanyut bersama bulirnya
Hendak larut dalam gigil yang dibawa angin musim
Biar kusahut keras petir menyambar
Agar setelahnya letih dapat mengantar lelap
Dan kusandarkan segala perih pada hangat peraduan


22.07.08 - membatasi keinginan dapat mempersempit celah bagi kekecewaan untuk menyusup ke relung hati.

Juli 16, 2008

Titik ke-Dua Puluh Delapan

jika hidup adalah kumpulan titik tahun
kini tlah kau capai titik ke-dua puluh delapan
semakin jauh dari mula di titik nol
dan mendekati akhir yang entah sampai titik keberapa
dari sini, sempatkanlah tengok ke belakang
betapa banyak titik yang telah terlampaui,
tersaput hitam putih dan warna warni kehidupan
indah pedih, manis getir, hangat beku, tawa air mata, bersama sendiri
bekal agar kelak menapak lebih indah
dari titik ini pula tataplah ke muka penuh doa
berharap kasih dan ridho-Nya senantiasa menemani
Selamat hari jadi ke-dua puluh delapan


13.07.08 - Untuk seorang sahabat, Tia Wulandari. Waktu adalah kawan jika kita cermat menggunakan sebaik mungkin, namun akan menjadi musuh jika kita lalai memaknainya. Happy Birthday, Dear Tia..... Wishing you all the best

Juli 15, 2008

Lelah Jiwa Kekasih

Rindu mengguncang hariku
Menuntunku lekat memandang gambarmu, yang kuambil dari lensa selularku pada suatu waktu
Gambar sesosok lelaki yang mendongak takjub memandangi indah sang dewi malam
Duhai lelaki yang kucinta, lelaki yang sama yang mencinta rembulan
Lelahkah jiwamu menjemput mimpi yang membuai asa di depan sana?
Sungguh tak ingin kupasung dirimu dalam selaksa letih, meski atas nama cinta
Karena untukku, damai jiwamu adalah sesungguhnya cinta
Songsong bahagia itu kekasih, dengan senyum dan bukan penat



15.07.08 - siap kutemani lelahmu, namun ku lebih suka menatap bahagiamu

Juli 02, 2008

enggan

terpahami bahwa amarah ini tak berguna
namun dengan apa lagi bara kan padam
ketika segenap sabar diartikan ketakberdayaan
karena diam membuatku semakin tersudut

diam kalian semua
ini saatnya aku yang bicara
jangan hanya menuntut hak,
tanpa berani jalankan kewajiban

dan sekarang aku ingin sunyi
jangan lagi ada suara
enggan aku


02.07.08 - haruskah menunggu amarahku meluap, baru semua bisa mengerti???

Juni 20, 2008

Selubung Ragu

Terasakankah olehmu gundahku malam tadi
Menggenggam cinta membuncah di sebelah tangan
Dan tangan lain memunguti puing yang tercecer sisa prasangka
Kehabisan tenaga mengurai perang dalam diri

Bunga cinta yang terhampar menghias taman hati
Sejenak terusik cemas berbalut cermin usang
Memekakkan telinga dengan bising curiga
Menjejak luka di tapak-tapak asmara

Kini perang tlah usai, kasih memenangkannya
Selubung ragu yang selimuti cinta perlahan terkelupas
Binar tulus rasa merambat bercahaya
Peluk yakinku, kekasih
Dan jangan biarkan tersia-sia


20.06.08 - Perang rasa ini, semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk dapat lebih berhati-hati dalam melangkah, menjemput impian terindah yang ingin kita reguk bersama, dan dapat menjadi bekal yang membawa kita menapaki bahagia kelak.

Juni 18, 2008

Satu Kata Saja

Aku khilaf, dan kuakui itu
Berbilang alasan dapat terlontar
Namun tak kulakukan karena aku tak memerlukan pembenaran
Aku memang salah, fatal
Prasangka adalah zat paling ampuh untuk memadamkan kepercayaan
Tak hendak kubela diri dengan berpanjang lisan
Hanya satu kata yang ingin kusampaikan. MAAF.
- Lidah berucap. Jujur dan tulus

seiring hati merunduk penuh sesal


18.06.08 - Kutau kata apapun tak akan sanggup menyembuhkan luka hati yang terlanjur tergores. Maka hanya dapat kusodorkan sebuah ketulusan untuk sedikit mengurangi perihnya. Maafkan aku, sayang...

Juni 16, 2008

Ketika Malam Bercerita

Gelap merayap semakin pekat mengusir senja
Angkasa sedang ingin kelabu, mengaburkan remang bulan separuh
Seolah hendak menelan kerlip sang bintang yang genit mengerjap


Tapi kelam tak berani mengusik hatiku, yang tengah ceria di samping lelakiku
Menatap matanya bawaku menyelami lekuk rasa yang biaskan kehangatan
Menggenggam kokoh lengannya meresapkan kesejukan yang mengantar debar jiwa
Menyandarkan kepala di bidang bahunya ringankan segala resah

Inginnya kutetap berada di detik ini, meningkahi setiap rasa bersamanya
Tapi waktu merambat enggan berhenti, belasan ribu detik berlari menggilas malam
Lelakiku harus beranjak menembus dinginnya angin
Pandangku tak henti mengintai hingga simpang jalan menghapus bayangnya

Kutitipkan doa, agar dia tiba tak kurang suatu apa
Sambil pelan berbisik,
"Kutunggu saatnya, malam tak lagi batasi persuaan,
Ketika ikatan suci membuatmu tak lagi harus tinggalkanku di ujung larut"



16.06.08 - Have I ever told you how much I love you?

Juni 11, 2008

Bintang di Hatiku

Hangatmu tidaklah sepanas bara api
Namun cukup tuk melelehkan beku akut menahun
Terangmu pun tak secemerlang sang mentari
Tapi mampu menyinari gelap yang memerangkap
Lalu mengapa harus meragu kini?
Usah terusik dengan yang tak pasti
Ku bukanlah dewi pemuja duniawi
Telah berulang kata dari inderaku
Cukuplah kau curahkan segenap tanggung jawab
Ku menerimamu dengan segala lebih dan kurang
Karena telah kupetik kau dari kelamnya malam
Sebagai satu-satunya bintang di langit hatiku


11.06.08 - 01.58PM. Tak ingin terulang lagi praduga, prasangka, enggan, dan sungkan untuk masalah yang satu ini. Tak cukupkah aku dan segenap jiwaku, sebagai tanda tulusnya rasaku?

Mei 30, 2008

Celengan Rasa

Celenganku tak berbentuk semar atau ayam-ayaman dari tanah liat
Pun bukan sebuah silider terbuat dari kaleng
Atau bongkahan bijih plastik yang dibentuk serupa tabung
Juga tak memiliki celah kecil di sisinya untuk mengintip gelap di dalamnya


Celenganku adalah seonggok daging teraliri darah
Ada ruang terdalam yang tak tersentuh siapapun
Tempat menyimpan segala rasa yang tak terungkap
Ketakutan, harapan, kecewa, impian yang terpendam
Biarlah menjadi milikku sendiri
Dan bola mataku tak kubiarkan menjadi celah yang memantulkan ruang gelap itu

30.05.08 - Selalu ingin yang terbaik, dan maaf jika caraku masih melukai

Mei 21, 2008

Mutiara Kecil Kami

Pagi baru membawa cita biru yang membuat hati haru
Belum terasa hadirmu, selain sebuah tanda di selembar kartu
Dan terkuatkan dengan sebentuk bayangan bergerak perlahan di sebuah layar
Namun itu cukup untuk hadirkan bahagia yang selimuti kalbu

Ananda, nikmatilah hari-harimu di tubuh bunda
Rasakan kehangatan dan keintiman yang bunda berikan
Ingatlah untuk kemudian kau bawa sebagai kenangan indah di sepanjang hidupmu kelak
Bahwa selama sembilan purnama kau dan bunda senantiasa bersama, dua jiwa dalam satu raga

Saat kau sudah kuat nanti, ketuklah perlahan perut bunda
Kabarkan bahwa kau sudah siap menghirup udaramu sendiri
Kami semua kan menanti dengan segenap doa dan cinta
Siap menyambut hadirnya mutiara penyejuk jiwa penghangat hati

Semoga, kau tumbuh sebagai insan terpuji
Indah parasmu, sesehat jasmanimu, semulia nuranimu
Mampu gembirakan dirimu dan menjadi jalan bahagia untuk sesama



21.05.08 - Menanti kehadiran bayi kecil milik satu kelopak, Fithri Rahmawati. Jaga baik-baik dirimu dan dede'nya ya Fith^^



Mei 19, 2008

Niat Suci Sang Kelopak

Hari ini kudengar sebuah kabar bahagia
Suka cita datang dari satu kelopak dalam kumpulan bunga kami
Dia telah memilih satu kumbang untuk menyuntingnya
Satu saja, yang kan setia menemani sisa perjalanan usia
Yang teristimewa untuk bersama mengarungi lautan kehidupan

Doa kami mengiringi langkahmu menuju gerbang suci
Semoga bahagia senantiasa mewarnai harimu
Dan ridho serta rahmat Illahi menyambut niat baikmu memenuhi fithrah
Kelak menjadikan kehidupan yang lebih baik menuju syurga-Nya


19.08.05 - Menyambut hari bahagia Nofirna, sang kelopak kedua. Selamat, Dear Sist...

Belahan Jiwa Yang Lunglai

Bunyi dering dari kotak sepuluh kali empat centi
Deretan huruf tampil di layarnya, membentuk kalimat yang mengiris batin
Kekasihku tengah menahan perih, melawan duri yang menusuk sendi
Dan aku hanya diam di sini, di kamar sepi sendiri
Untaian doa terlantun usai kemesraanku dengan Sang Illahi
Semoga Dia menjaga kekasihku dan bersihkan tubuhnya dari sakit
Kulirik bulan hampir penuh kesukaan pangeran hati
Duhai Dewi, kutitipkan senyumku pada cahayamu malam ini
Berharap bisa temani tubuh lunglai tak berenergi


19.05.08. Cepatlah sembuh sayangku, jangan sakit-sakit lagi yaaah...

April 26, 2008

Malam Yang Berat

Tubuh dingin menggigil di balik selimut
Dada berat kesulitan mengatur irama
Bibir terus menyebut nama-Nya

Pemandangan pilu di hadapanku
Seorang yang darahnya mengalir di tubuhku
Terkulai lemah menahan sakit

Ayah, kumohon kuatkan dirimu
Kembalilah sehat dan kuat
Ku masih membutuhkanmu
Tuk temani perjalananku


25.04.08 - Duhai Allah SWT, berikanlah hamba-Mu ini kesempatan untuk membahagiakannya, amiiiin....

April 23, 2008

Endaplah Hujan

Inginnya kubiarkan saja hujan mengalir
Membentuk sepasang parit di sana
Basahi tulang membentuk bukit
Banjiri cekung serupa lembah

Tapi urung sajalah
Biarkan mega menghitam di langit hati
Redam gemuruh guruh di padang jiwa

Rasai amarah badai di pantai benak


23.04.08 - Tak ingin menambah bebanmu, kukecap sendiri kecewaku

Jiwa-jiwa yang Gundah

Sunyi berbalas sepi
Diam bersambut bisu
Emosi dilawan amarah

Endap saja dulu
Maknai kebersamaan
Dalam ketidakbersamaan


22.04.08 - Ego memang sering menjadi onak





April 16, 2008

Kado Dari Hulu

Masih terlalu pagi untuk riuh ramai di luar sana
Embun saja masih enggan tinggalkan daun
Dewi malam belum beranjak dari panggungnya

Memang mendung menggayut semalaman
Namun awan belum lagi menumpahkan bebannya
Lalu mengapa anak-anak dipaksa terbangun
Kenapa orang-orang tua berkemas

Rupanya ada bingkisan dari hulu
Inilah nasib mereka yang di hilir
Mendapat banjir tanpa merasakan hujan


16.04.08. Bumiku semakin uzur. Selamatkanlah, karena kita meminjamnya dari anak cucu.

April 15, 2008

W I P E R

Adalah wiper,
yang tiba-tiba dibutuhkan ketika langit menumpahkan tangisnya
yang mendadak difungsikan saat kaca depan terhalang air mata bumi

Adalah wiper juga,
yang segera terlupakan saat cerah menghampiri
Yang langsung dimatikan jika tak sengaja menyala ketika tuasnya tersenggol



15.04.08 malam, sesaat setelah menerima telp. Jangan menjadi wiper untukku, karena kau pantas untuk menjadi seseorang yang jauh lebih dibutuhkan dan dicintai, oleh orang yang jauh lebih baik dariku.

Lintas Kenangan

Kabar duka mampir di pagi hari
Membuatku menyeret langkah ke arah timur
Melintasi kenangan
Menapaki debu
Menyetubuhi terik
Mengakrabi barisan kuda besi
Yang pernah terintimi di suatu masa

Tambun - Cibitung banyak berubah
Dulu, selalu kusambangi penuh ceria
Kusinggahi hampir tiap pekan berhiaskan bunga
Padatnya lalu lintas jadi nyanyian rindu yang indah

Sekarang, mengunjunginya seperti menjenguk luka
Namun tak lagi ada air mata terperas
Pun tak kudapati pedih menggores hati
Hanya sebuah napak tilas
Menyusuri perjalanan lahir bathin
Dalam sebuah siklus helaan nafasku


13.04.2008. Merenungi sebuah perjalanan, yang semoga semakin mendewasakan diri...

Saat Aku...

Saat ku berkata ya,
Itu artinya memang sungguh-sungguh iya
Memang ingin kuterima kau sepenuh hati
Memang kupilih kau sebagai pangeran jiwa

Saat ku berkata mau,
Berarti mau kuhabiskan sisa waktuku denganmu
Bermakna ingin kugenapkan separuh dien bersamamu
Pertanda hendak kujadikan kau imamku

Saat ku katakan cinta,
Ku telah berhenti mencari cinta lain
Karena satu cinta sudah cukup untukku

Dan kau Adam,
Sanggupkah kau jadikanku satu-satunya bunga
Dalam luas taman hatimu?

April 02, 2008

Enyah

Cermin jiwaku, berhentilah memantulkan perih
Jangan umbar dukamu

Duka, menyingkirlah dari jeruji benakku
Carilah tempat lain tuk kau singgahi

Hei kenapa bulir semakin deras mengalir
Mengapa sesak semakin mendesak nafas

Berhenti sekarang, sebelum kupaksa tuk berhenti


My office, April Mop 2008. Sekali lagi rasa menyebalkan ini datang, dan aku sungguh benci

Ingin Menepi

Sesak
Tertatih menanggung sayat
Terlalu penuh di sini
Jejak-jejak lampau ramai
Menyumbangkan beban
Memberatkan punggung

Enggan
Menengok ke belakang
Mengintip cerita usang
Namun semua antri
Ingin ambil peran
Dalam kisah kini kita

Lalu harus apa lagi?


di tengah sibuk-ku. Harus kucurahkan rasa ini agar dia berhenti menggerogoti pikiranku. Aku lelah memandang padatnya pemeran dalam kisah kita.