Tubuh dingin menggigil di balik selimut
Dada berat kesulitan mengatur irama
Bibir terus menyebut nama-Nya
Pemandangan pilu di hadapanku
Seorang yang darahnya mengalir di tubuhku
Terkulai lemah menahan sakit
Ayah, kumohon kuatkan dirimu
Kembalilah sehat dan kuat
Ku masih membutuhkanmu
Tuk temani perjalananku
25.04.08 - Duhai Allah SWT, berikanlah hamba-Mu ini kesempatan untuk membahagiakannya, amiiiin....
April 26, 2008
Malam Yang Berat
Posted by masari at 16.59 0 comments
April 23, 2008
Endaplah Hujan
Inginnya kubiarkan saja hujan mengalir
Membentuk sepasang parit di sana
Basahi tulang membentuk bukit
Banjiri cekung serupa lembah
Tapi urung sajalah
Biarkan mega menghitam di langit hati
Redam gemuruh guruh di padang jiwa
Rasai amarah badai di pantai benak
23.04.08 - Tak ingin menambah bebanmu, kukecap sendiri kecewaku
Posted by masari at 23.23 0 comments
Jiwa-jiwa yang Gundah
Sunyi berbalas sepi
Diam bersambut bisu
Emosi dilawan amarah
Endap saja dulu
Maknai kebersamaan
Dalam ketidakbersamaan
22.04.08 - Ego memang sering menjadi onak
Posted by masari at 10.20 0 comments
April 16, 2008
Kado Dari Hulu
Masih terlalu pagi untuk riuh ramai di luar sana
Embun saja masih enggan tinggalkan daun
Dewi malam belum beranjak dari panggungnya
Memang mendung menggayut semalaman
Namun awan belum lagi menumpahkan bebannya
Lalu mengapa anak-anak dipaksa terbangun
Kenapa orang-orang tua berkemas
Rupanya ada bingkisan dari hulu
Inilah nasib mereka yang di hilir
Mendapat banjir tanpa merasakan hujan
16.04.08. Bumiku semakin uzur. Selamatkanlah, karena kita meminjamnya dari anak cucu.
Posted by masari at 08.57 0 comments
April 15, 2008
W I P E R
Adalah wiper,
yang tiba-tiba dibutuhkan ketika langit menumpahkan tangisnya
yang mendadak difungsikan saat kaca depan terhalang air mata bumi
Adalah wiper juga,
yang segera terlupakan saat cerah menghampiri
Yang langsung dimatikan jika tak sengaja menyala ketika tuasnya tersenggol
15.04.08 malam, sesaat setelah menerima telp. Jangan menjadi wiper untukku, karena kau pantas untuk menjadi seseorang yang jauh lebih dibutuhkan dan dicintai, oleh orang yang jauh lebih baik dariku.
Posted by masari at 20.32 0 comments
Lintas Kenangan
Kabar duka mampir di pagi hari
Membuatku menyeret langkah ke arah timur
Melintasi kenangan
Menapaki debu
Menyetubuhi terik
Mengakrabi barisan kuda besi
Yang pernah terintimi di suatu masa
Tambun - Cibitung banyak berubah
Dulu, selalu kusambangi penuh ceria
Kusinggahi hampir tiap pekan berhiaskan bunga
Padatnya lalu lintas jadi nyanyian rindu yang indah
Sekarang, mengunjunginya seperti menjenguk luka
Namun tak lagi ada air mata terperas
Pun tak kudapati pedih menggores hati
Hanya sebuah napak tilas
Menyusuri perjalanan lahir bathin
Dalam sebuah siklus helaan nafasku
13.04.2008. Merenungi sebuah perjalanan, yang semoga semakin mendewasakan diri...
Posted by masari at 12.13 0 comments
Saat Aku...
Saat ku berkata ya,
Itu artinya memang sungguh-sungguh iya
Memang ingin kuterima kau sepenuh hati
Memang kupilih kau sebagai pangeran jiwa
Saat ku berkata mau,
Berarti mau kuhabiskan sisa waktuku denganmu
Bermakna ingin kugenapkan separuh dien bersamamu
Pertanda hendak kujadikan kau imamku
Saat ku katakan cinta,
Ku telah berhenti mencari cinta lain
Karena satu cinta sudah cukup untukku
Dan kau Adam,
Sanggupkah kau jadikanku satu-satunya bunga
Dalam luas taman hatimu?
Posted by masari at 10.13 0 comments
April 02, 2008
Enyah
Cermin jiwaku, berhentilah memantulkan perih
Jangan umbar dukamu
Duka, menyingkirlah dari jeruji benakku
Carilah tempat lain tuk kau singgahi
Hei kenapa bulir semakin deras mengalir
Mengapa sesak semakin mendesak nafas
Berhenti sekarang, sebelum kupaksa tuk berhenti
My office, April Mop 2008. Sekali lagi rasa menyebalkan ini datang, dan aku sungguh benci
Posted by masari at 06.07 0 comments
Ingin Menepi
Sesak
Tertatih menanggung sayat
Terlalu penuh di sini
Jejak-jejak lampau ramai
Menyumbangkan beban
Memberatkan punggung
Enggan
Menengok ke belakang
Mengintip cerita usang
Namun semua antri
Ingin ambil peran
Dalam kisah kini kita
Lalu harus apa lagi?
di tengah sibuk-ku. Harus kucurahkan rasa ini agar dia berhenti menggerogoti pikiranku. Aku lelah memandang padatnya pemeran dalam kisah kita.
Posted by masari at 03.45 0 comments