Angin berdesir mengelus kulit
Rintik pun bersenandung membuai telinga
Tapi kulit seperti memerah terjilat api
Kuping pun pekak tersumbat bising
Ada apa lagi denganku?
- Dunia sedang begitu indah, kenapa harus bersedih?
23/01/09/09.37 PM - Melow sedang kumat akut, tapi bukan waktunya untuk bermanja... Arrrgghh... Ayo hatiku, tersenyumlah, hirup saja aroma tanah tersiram hujan.
Januari 23, 2009
Anomali
Posted by masari at 21.26 0 comments
Januari 22, 2009
Numb
Please told me what should I do
I think I'm jealous but it shouldn't be
I want to cry but I'm sick of that
I'd like to angry but I know that I don't have right to
Then please told me what should I do
Otherwise I'll frozen in the emptiness
Numb... Don't know what to do
22/01/09 - Ngantuk tapi ga bisa tidur, sekedar nyalurin inspirasi yang numpang lewat.
Posted by masari at 19.58 0 comments
Januari 03, 2009
Curhat Buat Sahabat
Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita:
Telah jauh, ku mendaki
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau di sana
Telah jauh, ku terjatuh
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah, aku disini...
Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik : "Pandang aku, kau tak sendiri,
oh dewiku..."
Dan demi Tuhan, hanya itulah yang
Itu saja kuinginkan
Sahabatku, bukan maksud hati membebani,
Tetapi...
Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini, aku kan berjanji...
Untuk diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : "Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku..."
Wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
03/01/2009 - Sebuah lirik lagu karya Dewi Lestari yang sering terputar belakangan ini. Untuk seorang sahabat, seorang biasa saja yang kerap menjadikan dirinya sebagai penjaga hati, yang senantiasa menghadirkan keyamanan yang menentrakan... Tahukah, saat seperti ini teringat ketika kuganggu tengah malammu hanya untuk mendengarkan gundahku. Hanya kesabaranmu yang sanggup menampung segala gelisahku, dan bahkan kau genapi dengan panggilan di HPku keesokan harinya untuk bangunkanku agar menunaikan sholat subuh. Terima kasih, untuk setiap ketulusan yang selalu kau bawa. Mohon maaf, untuk teramat banyak luka yang kuberi sebagai balasannya. Semoga persahabatan tetap mengiringi langkah kita, hingga renta nanti.
Posted by masari at 14.40 1 comments